UJI BEDA RATA-RATA
·
KONSEP DAN PRINSIP DASAR UJI BEDA RATA-RATA
Prinsip uji beda
rata-rata dua populasi independen adalah bahwa kedua populasi tidak memiliki
hubungan (saling independen). Artinya populasi satu tidak bergantung kepada
populasi yang lain. Misalnya kita ingin tahu apakah ada perbedaan rata-rata
nilai mata kuliah Statistik antara mahasiwa Fak. Kedokteran yang diberikan
tutorial dengan mahasiswa Fak. Kedokteran yang tidak diberikan tutorial.
Data sudah memenuhi
asumsi kenormalan.
·
PENGENALAN DAN PENGOPERASIAN METODE BISECTION LANJUTAN
Metode Bisection merupakan salah satu metode tertutup untuk menentukan solusi akar
dari persamaan non linier. Metode Bidang Bebas’ atau lebih
spesifik lagi ‘Metode Bidang Paruh’ (Bisection).
Prinsip
dari metode ini adalah “pemaruhan” (nilai rata-rata) dari nilai
estimasi akar suatu Persamaan Aljabar Non-Linier Tunggal
Metode
ini pada umumnya memerlukan 2 (dua) buah tebakan untuk harga-harga x-awal (x0
dan
Prinsip Utama Metode Bisection Sebagai Berikut:
1) Menggunakan
dua buah nilai awal untuk mengurung salah satu/ lebih akar persamaan non
linier.
2) Nilai
akarnya diduga melalui nilai tengah antara dua nilai awal yang ada.
Representasi grafik dari metode bisection adalah sebagai berikut :
Untuk menggunakan metode
bisection, terlebih dahulu ditentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).
Kemudian dihitung nilai tengah: Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan
keberadaan akar. Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila
f(a) dan f(b) berlawanan tanda. Setelah diketahui dibagian mana yang terdapat
akar, maka batas bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari
bagian yang mempunyai akar.
Batasan a dan b memberikan
harga bagi fungsi f(x) untuk x = a dan x = b. Langkah selanjutnya adalah
memeriksa apakah f(a) × f(b) < 0.
Dengan rumusan c = (a+b)/2,
diperiksa apakah nilai mutlak f(c ) < 0 (batas simpangan kesalahan). Jika
benar, nilai x = c adalah solusi yang dicari. Jika tidak terpenuhi, ditetapkan
batasan baru dengan mengganti nilai b = c
apabila f(a)*f(c) = 0;
proses menemukan c baru dilakukan seperti prosedur yang telah dijelaskan.
Contoh soal :
Hitung √2 . Misalkan f(x) = 2 – x2.
Jawab:
Misalkan f(x) = 2 – x2.
Maka: f(1)=1 dan f(2)=2.
Jadi akar terletak antara x1= 1 dan x2= 2.
Titik tengah xn = ((x_1+x_2)/2)
= ( (1+2) / 2 )
= 3/2 = 1,5
f(x_n ) = 2 - (x_n )^2
f(1,5) = 2 - (1,5)^2
=2-2,25
=-0,25
Misalkan f(x) = 2 – x2.
Maka: f(1)=1 dan f(2)=2.
Jadi akar terletak antara x1= 1 dan x2= 2.
Titik tengah xn = ((x_1+x_2)/2)
= ( (1+2) / 2 )
= 3/2 = 1,5
f(x_n ) = 2 - (x_n )^2
f(1,5) = 2 - (1,5)^2
=2-2,25
=-0,25
Kesimpulan:
Dengan menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error 0.001 dibutuhkan10
iterasi,
semakin teliti (kecil toleransi errornya) maka semakin besar jumlah iterasi
yang dibutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar