Jumat, 14 Desember 2018

UJI CHI KUADRAT


NAMA                                    : MAHYUDIN AMUZI
NO.STAMBUK         : 17-630-017


UJI CHI KUADRAT (χ2)

1.      Pendahuluan
Chi Kuadrat (χ2) satu sampel adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas dimana data berbentuk nominal dan sampelnya besar.
Rumus dari Chi Kuadrat adalah:


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4CxbgR1UbKIpvvt5WkWnEQ-ihQ2WrMwZ5JjkHwBzNFinuGsDPoOd4vn8goBLjDKwXXR16LTjH0uPkeDQvr8_hdNMNUwXKBb4gR9yNqbVD-Cxr1glJ3SCZKsMjwk9i480F_30UaNi8g8Y/s200/Slide1.JPG




Dimana
χ2    =  Chi Kuadrat
fo      =  Frekuensi yang di observasi
fh      =  Frekuensi yang diharapkan

2.      Ketentuan Pemakaian Chi-Kuadrat (χ2)
Agar pengujian hipotesis dengan Chi Kuadrat dapat digunakan dengan baik, maka hendaknya memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a.       Jumlah sampel harus cukup besar untuk meyakinkan kita bahwa terdapat kesamaan antara distribusi teoritis dengan distribusi sampling Chi Kuadrat.
b.      Pengamatan harus bersifat independen (unpaired). Ini berarti bahwa jawaban satu subjek tidak berpengaruh terhadap jawaban subjek lain atau satu subjek hanya satu kali digunakan dalam analisis.
c.       Pengujian Chi Kuadrat hanya dapat digunakan pada data deskrit (data frekuensi atau data kategori) atau data kontinu yang telah dikelompokan menjadi kategori.
d.      Jumlah frekuensi yang diharapkan harus sama dengan jumlah frekuensi yang diamati.
e.       Pada derajat kebebasan sama dengan 1, tidak boleh ada nilai ekspektasi yang sangat kecil. Secara umum, bila nilai yang diharapkan terletak dalam satu sel terlalu kecil (< 5) sebaiknya Chi Kuadrat tidak digunakan karena dapat menimbulkan taksiran yang berlebih (over estimate) sehingga banyak hipotesis yang ditolak kecuali dengan koreksi dari Yates. Bila tidak cukup besar, maka adanya satu nilai ekspektasi yang lebih kecil dari 5 tidak akan banyak mempengaruhi hasil yang diinginkan. Pada pengujian Chi Kuadrat dengan banyak ketegori, bila terdapat lebih dari satu nilai ekspektasi kurang dari 5 maka, nilai-nilai ekspektasi tersebut dapat digabungkan dengan konsekuensi jumlah kategori akan berkurang dan informasi yang diperoleh juga berkurang.

3.      Contoh Soal
Berikut ini dikemukakan Chi Kuadrat untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel) yang terdiri atas dua kategori dan empat kategori atau kelas.

Contoh 1 untuk dua kategori:
Telah dilakukan pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana kemungkinan rakyat dikabupaten A dalam memilih dua calon kepala desa. Calon yang satu adalah wanita dan calon yang kedua adalah pria. Sampel sebagai sumber data diambil secara random sebanyak 300 orang. Dari sampel tersebut ternyata 200 orang memilih pria dan 100 orang memilih wanita.

Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho: peluang calon pria dan wanita adalah sama untuk dapat dipilih menjadi kepala desa.
Ha: peluang calon pria dan wanita adalah tidak sama untuk dapat di pilih menjadi kepala desa.

Untuk dapat membuktikan hipotesis dengan menggunakan rumus tadi, maka data yang terkumpul perlu disusun ke dalam tabel:

KECENDRUNGAN RAKYAT DI KABUPATEN
A DALAM MEMILIH KEPALA DESA
Alternatif Calon Kepala Desa
Frekuensi yang diperoleh
Frekuensi yang diharapkan
Calon Pria
Calon Wanita
200
100
150
150
Jumlah
300
300

Catatan: Jumlah frekuensi yang diharapkan adalah sama yaitu 50% : 50% dari seluruh sampel.

Untuk dapat menghitung besarnya Chi Kuadrat (χ2) dengan menggunakan rumus tadi, maka diperlukan tabel penolong seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.

TABEL PENOLONG UNTUK MENGHITUNG CHI KUADRAT
DARI 300 ORANG SAMPEL
Alternatif Pilihan
fo
fh
fo - fh
(fo – fh)2
(fo – fh)2/ fh
Pria
Wanita
200
100
150
150
50
-50
2500
2500
16,67
16,67
Jumlah
300
300
0
5000
33,33

Catatan: Disini frekuensi yang diharapkan (fh) untuk kelompok yang memilih pria dan wanita = 50%. Jadi, 50% x 300 = 150

Harga Chi Kuadrat dari perhitungan dengan rumus ditunjukkan pada tabel di atas yakni jalur paling kanan yang besarnya 33,33.
Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau di tolak, maka harga chi kuadrat tersebut perlu dibandingkan dengan Chi Kuadrat tabel dengan derajat kebebasab dan taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari tabel, maka Ho diterima, dan apabila lebih besar atau sama dengan () harga tabel maka Ho ditolak.
Derajat kebebasan untuk Chi Kuadrat tidak tergantung pada jumlah individu dalam sampel. Derajat kebebasan akan tergantung pada kebebasan dalam mengisi kolom-kolom pada frekuensi yang yang diharapkan (fh) setelah disusun kedalam tabel berikut ini.
Kategori
I
A
M
II
B
N
(a + b)
(m + n)

Dalam hal ini frekuensi yang diobservasi (fo) harus sama dengan frekuensi yang diharapkan (fh). Jadi (a + b) = (m + n) dengan demikian kita mempunyai kebebasan untuk menetapkan frekuensi yang diharapkan (fh) = (m + n). Jadi kebebasan yang dimiliki tinggal satu yaitu kebebasan dalam menetapkan m atau n. Jadi untuk model ini derajat kebebasannya (dk) = 1.
Berdasarkan dk = 1 dan taraf kesalahan yang kita tetapkan 5% maka harga Chi Kuadrat tabel = 3,841. Ternyata harga Chi Kuadrat hitung lebih besar dari tabel (33,33 > 3,841). Sesuai ketentuan kalau harga Chi Kuadrat hitung lebih besar dari tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, kesimpulannya, hipotesis nol yang diajukan bahwa peluang pria dan wanita sama untuk dipilih menjadi kepala desa di kabupaten itu ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di kabupaten itu cenderung memilih pria menjadi Kepala Desa.


Contoh 2 untuk empat kategori
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana kemungkinan beberapa warna mobil dipilih oleh masyarakat Baubau. Berdasarkan pengamatan selama 1 minggu terhadap mobil-mobil pribadi ditemukan 1000 berwarna biru, 900 berwarna merah, 600 berwarna putih, dan 500 berwarna yang lain.
Ho : Peluang masyarakat Madura untuk memilih empat warna mobil adalah sama.
Ha : Peluang masyarakat Madura untuk memilih empat warna mobil tidak sama.
Untuk menguji hipotesis tersebut di atas, maka data hasil pengamatan perlu disusun ke dalam tabel penolong. Karena dalam penelitian ini terdiri dari empat kategori, maka derajat kebebasannya adalah (dk) = 4 -1 = 3.

FREKUENSI YANG DIPEROLEH DAN DIHARAPKAN
DARI 300 WARNA MOBIL YANG DIPILIH
OLEH MASYARAKAT BAUBAU
Warna Mobil
fo
fh
fo - fh
(fo – fh)2
(fo – fh)2/ fh
Biru
Merah
Putih
Warna lain
1.000
900
600
500
750
750
750
750
250
150
-150
-250
62.500
22.500
22.500
62.500
83,33
30,00
30,00
83,33
Jumlah
3000
3000
0
170.000
226,67

Catatan: Frekuensi yang diharapkan (fh) untuk setiap kategori adalah 3000 : 4 = 750

Berdasarkan dk = 3 dan kesalahan 5%, maka diperoleh harga Chi Kuadrat Tabel = 7,815. Ternyata harga Chi Kuadrat hitung lebih besar dari harga Chi Kuadrat Tabel (226,67 > 7,815). Karena (χ2) hitung > dari (χ2) tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti peluang masyarakat Madura untuk memilih empat empat warna mobil berbeda atau tidak sama. Berdasarkan data sampel ternyata warna mobil biru yang mendapat peluang tertinggi untuk dipilih masyarakat Baubau. Ini juga berarti mobil warna biru yang paling laku di masyarakat itu.


Senin, 10 Desember 2018

UJI BEDA RATA-RATA


UJI BEDA RATA-RATA


·         KONSEP DAN PRINSIP DASAR UJI BEDA RATA-RATA

Prinsip uji beda rata-rata dua populasi independen adalah bahwa kedua populasi tidak memiliki hubungan (saling independen). Artinya populasi satu tidak bergantung kepada populasi yang lain. Misalnya kita ingin tahu apakah ada perbedaan rata-rata nilai mata kuliah Statistik antara mahasiwa Fak. Kedokteran yang diberikan tutorial dengan mahasiswa Fak. Kedokteran yang tidak diberikan tutorial. 

Pertama: lakukan uji normalitas dengan histogram dan PP Plot    
Data sudah memenuhi asumsi kenormalan.

·         PENGENALAN DAN PENGOPERASIAN METODE BISECTION LANJUTAN
Metode Bisection  merupakan salah satu metode tertutup untuk menentukan solusi akar dari persamaan non linier. Metode Bidang Bebas’ atau lebih spesifik lagi ‘Metode Bidang Paruh’ (Bisection).
            Prinsip dari metode ini adalah “pemaruhan” (nilai rata-rata) dari nilai estimasi akar suatu Persamaan Aljabar Non-Linier Tunggal
            Metode ini pada umumnya memerlukan 2 (dua) buah tebakan untuk harga-harga x-awal (x0 dan
Prinsip Utama Metode Bisection  Sebagai Berikut:
1)      Menggunakan dua buah nilai awal untuk mengurung salah satu/ lebih akar persamaan non linier.
2)      Nilai akarnya diduga melalui nilai tengah antara dua nilai awal yang ada.
Representasi grafik dari metode bisection adalah sebagai berikut :
ž  Untuk menggunakan metode bisection, terlebih dahulu ditentukan batas bawah (a) dan batas atas (b). Kemudian dihitung nilai tengah: Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar. Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda. Setelah diketahui dibagian mana yang terdapat akar, maka batas bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari bagian yang mempunyai akar.
ž  Batasan a dan b memberikan harga bagi fungsi f(x) untuk x = a dan x = b. Langkah selanjutnya adalah memeriksa apakah f(a) × f(b) < 0.
ž  Dengan rumusan c = (a+b)/2, diperiksa apakah nilai mutlak f(c ) < 0 (batas simpangan kesalahan). Jika benar, nilai x = c adalah solusi yang dicari. Jika tidak terpenuhi, ditetapkan batasan baru dengan mengganti nilai b = c
ž  apabila f(a)*f(c) = 0; proses menemukan c baru dilakukan seperti prosedur yang telah dijelaskan.
Contoh soal :
Hitung √2 . Misalkan f(x) = 2 – x2.
ž  Jawab:
Misalkan f(x) = 2 – x2.
Maka: f(1)=1 dan f(2)=2.
Jadi akar terletak antara x1= 1 dan x2= 2.
Titik tengah xn = ((x_1+x_2)/2)
= ( (1+2) / 2 )
= 3/2 = 1,5
   f(x_n ) =  2 - (x_n )^2
   f(1,5) = 2 - (1,5)^2
=2-2,25
=-0,25
ž  Kesimpulan:
Dengan menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error 0.001 dibutuhkan10 iterasi,
semakin teliti (kecil toleransi errornya) maka semakin besar jumlah iterasi yang dibutuhkan.



UJI CHI KUADRAT

NAMA                                     : MAHYUDIN AMUZI NO.STAMBUK          : 17-630-017 UJI CHI KUADRAT (χ2) 1.        Pend...